Sebagai salah satu variasi bercinta,
seks oral cukup populer karena lebih nyaman dibandingkan variasi lainnya
seperti seks anal misalnya. Meski begitu, tetap saja ada risik yang harus
diwaspadai dari aktivitas ini.
Berbagai jenis penyakit menular seks
pula menular melalui seks oral, ada yang menular melalui kontak langsung antara
mulut dengan organ genital, ada pula yang melalui kontak cairan tubuh saat
melakukannya tanda kondom.
Berikut penyakit-penyakit yang perlu
diwaspadai dibalik kenikmatan seks oral :
·
Radang mulut
Seks oral juga dapat menjadi sumber penularan radang mulut bila rongga mulut mengidap suatu penyakit menular seksual. Rongga mulut mungkin mengidap suatu penyakit kelamin kalau melakukan seks oral dengan orang yang sedang mengidap penyakit tersebut. Sebagai contoh, kalau seorang wanita melakukan seks oral terhadap seorang pria yang sedang mengidap gonorea (kencing nanah), maka dapat saja terjadi penularan dari penis ke lapisan mulut bagian dalam atau tenggorok.
Seks oral juga dapat menjadi sumber penularan radang mulut bila rongga mulut mengidap suatu penyakit menular seksual. Rongga mulut mungkin mengidap suatu penyakit kelamin kalau melakukan seks oral dengan orang yang sedang mengidap penyakit tersebut. Sebagai contoh, kalau seorang wanita melakukan seks oral terhadap seorang pria yang sedang mengidap gonorea (kencing nanah), maka dapat saja terjadi penularan dari penis ke lapisan mulut bagian dalam atau tenggorok.
Akibatnya
wanita itu mengalami radang mulut atau tenggorok karena gonorea. Kalau kemudian
wanita itu melakukan seks oral terhadap pria lain yang sehat, pria itu dapat
tertular sehingga mengalami gonorea. Namun. kalau rongga mulut tidak mengidap
penyakit kelamin, tentu seks oral tidak merupakan sumber penularan.
·
Kanker tenggorokan
Beberapa jenis virus yang bisa menyebabkan kanker tenggorokan pada pria atau wanita, dicurigai menular lewat aktivitas seks oral. Dalam sebuah studi yang baru pertama kali dilakukan, para ahli meneliti kaitan antara human papilloma virus (HPV) yang menyebabkan kanker leher rahim dengan kanker oropharyngeal yang menyerang tenggorokan, tonsil dan bagian belakang lidah. Angka kejadian penularan HPV lewat kegiatan oral sex di Amerika Serikat terus mengalami peningkatan sejak tahun 1973. Kini bertambah lagi resiko penularan penyakit lewat seks oral, yakni kanker tenggorokan.
Beberapa jenis virus yang bisa menyebabkan kanker tenggorokan pada pria atau wanita, dicurigai menular lewat aktivitas seks oral. Dalam sebuah studi yang baru pertama kali dilakukan, para ahli meneliti kaitan antara human papilloma virus (HPV) yang menyebabkan kanker leher rahim dengan kanker oropharyngeal yang menyerang tenggorokan, tonsil dan bagian belakang lidah. Angka kejadian penularan HPV lewat kegiatan oral sex di Amerika Serikat terus mengalami peningkatan sejak tahun 1973. Kini bertambah lagi resiko penularan penyakit lewat seks oral, yakni kanker tenggorokan.
Dulu, banyak disebut orang yang
paling rentan terkena kanker tenggorokan adalah mereka yang perokok dan banyak
mengkonsumsi alkohol. Namun, rupanya ada faktor lain yang lebih dominan. Orang
yang melakukan oral sex berganti-ganti pasangan hingga lebih dari 6 kali
mengalami resiko terkena kanker tenggorokan 9 kali lebih tinggi.
Tidak semua orang menikmati seks
oral. Banyak yang mencoba dan menyukainya, sementara sebagian lainnya
memberikan beberapa komentar. Komentar-komentar ini bisa dibagi ke dalam tiga
hal umum. Pertama, bahwa seks oral itu tidak higienis. Alasan kedua adalah
karena faktor tabu untuk melakukannya. Ketiga, bahwa seks oral bukanlah
ungkapan suatu kejantanan ataupun feminitas. Secara higienis, seks oral -baik
cairan semen (air mani) maupun cairan vagina sebenarnya tidak berbahaya bagi
mereka yang tidak terkena penyakit menular seksual.
Setiap orang harus memastikan bahwa
dirinya dan pasangannya bebas dari PMS sebelum melakukan hubungan seksual.
Tidak ada penyakit yang ditularkan melalui seks oral yang tidak bisa ditularkan
melalui seks dalam bentuk lainnya. Jika seseorang mengidap PMS, maka
pasangannya kemungkinan akan tertular apapun bentuk hubungan seks yang mereka
lakukan. Singkatnya, hubungan seks diantara pasangan yang sehat adalah aman dan
bersih.
Untuk memastikannya tentu diperlukan
pemeriksaan. Kalau tidak pernah melakukan oral sex dengan wanita penghibur yang
mengidap penyakit kelamin, yakinlah bahwa Anda tidak mungkin mengidap penyakit
itu. Tidak mudah pula untuk mengetahui tertular tidaknya Anda setelah
berhubungan oral karena dampaknya tidak dapat langsung terlihat, melainkan
setelah beberapa lama. Jika pacar atau istri hanya pernah melakukan hubungan
seksual dengan pria resminya, yakinlah bahwa mereka berdua tidak akan menulari
Anda dengan penyakit itu. Kemungkinan terburuk ialah pacar mengalami radang
pada rongga mulut atau tenggorokan karena penyakit kelamin. Tentu saja ini baru
terjadi kalau dia pernah melakukan seks oral dengan pria yang sedang mengalami
penyakit kelamin.
Dr. Ferryal Loetan, seorang pakar
seksologi juga mengatakan bahwa oral sex yang dilakukan oleh wanita terhadap
pria dapat memungkinkan penularan penyakit di dalam tubuh. Sebab di dalam mulut
terdapat banyak air liur. Beberapa kuman maupun bakteri memang ada yang tidak
tahan dengan zat-zat yang ada di dalam air liur tersebut namun tidak semuanya.
Demikian pula dengan berbagai macam jamur termasuk virus yang sering ada di
badan manusia. Dimana yang menerima oral mempunyai penyakit, maka dapat saja
menularkan penyakitnya kepada yang memberikan oral, begitu pula sebaliknya.
Tapi kalau keduanya sehat maka tidak ada masalah.
Hubungan seksual yang sehat tidak
akan mengakibatkan penularan PMS. Demikian juga seks oral yang sehat tidak akan
menjadi sumber penularan penyakit kelamin. Untuk menghindari tertularnya
penyakit, pelaku seks oral diimbau menggunakan kondom sebagai pengaman. Kini
kondom yang diproduksi dibuat bervariasi bahkan dengan berbagai macam rasa
seperti jeruk dan strawberry. Di Amerika Serikat, hampir 90 persen wanita
penghibur meminta pasangannya memakai kondom saat berseks oral. Tetapi di
Indonesia, langkah ini agaknya belum dilakukan.
Sumber: http://doktersehat.com

Post a Comment